• Tentang UGM
  • Akademik UGM
  • Fakultas
  • IT Center
  • Perpustakaan
  • Webmail
  • English Web Version
Universitas Gadjah Mada Departemen Tanah
Fakultas Pertanian
Universitas Gadjah Mada
  • BERANDA
  • TENTANG KAMI
    • Selayang Pandang
    • VISI, MISI, DAN TUJUAN
    • Filosofi Pembelajaran
    • Struktur Organisasi
    • ANGGOTA PROGRAM STUDI
      • DOSEN
      • Tenaga Kependidikan
    • FASILITAS
      • LABORATORIUM
    • Silabus
    • Asesmen
    • Rencana Program Kegiatan Pembelajaran Semester
  • AKADEMIK
    • SARJANA
    • PASCASARJANA
  • PUBLIKASI & PENELITIAN
    • PUBLIKASI
    • RISET
  • UNIT PELAYANAN MAHASISWA
  • Beranda
  • berita
  • Tradisi Menganyam Purun, Tradisi Melestarikan Rawa Gambut di Desa Palangkau Baru, Kapuas Murung, Kalimantan Tengah

Tradisi Menganyam Purun, Tradisi Melestarikan Rawa Gambut di Desa Palangkau Baru, Kapuas Murung, Kalimantan Tengah

  • berita
  • 2 Desember 2024, 15.42
  • Oleh: tantriani
  • 0

22 November 2024 Desa Palangkau Baru, Kecamatan Kapuas Murung, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah. Tradisi mengayam purun tetap terjaga sebagai warisan budaya yang sarat nilai dan kearifan lokal. Aktivitas ini tidak hanya menjadi mata pencaharian masyarakat, tetapi juga wujud kecintaan terhadap lingkungan, memanfaatkan sumber daya alam yang melimpah secara berkelanjutan.

Purun merupakan salah satu tanaman yang tumbuh subur di rawa gambut. Tumbuhan yang merupakan rumput liar itu hidup di sekitar perairan, tumbuh subur di lahan basah Kalimantan. Tanaman ini telah lama diolah masyarakat Desa Palangkau Baru menjadi berbagai produk kerajinan, seperti tikar, tas, topi, hingga keranjang. Proses pengolahan purun diawali dengan memanen rumput yang kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari. Setelah kering, purun dianyam secara tradisional menggunakan teknik yang diwariskan turun-temurun. Keahlian ini menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat desa.

Diharapkan, tradisi ini tidak hanya menjadi daya tarik budaya tetapi juga mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa. Melalui tradisi mengayam purun, Desa Palangkau Baru tidak hanya menjaga warisan leluhur tetapi juga menunjukkan bagaimana kearifan lokal dapat berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan dan ekonomi masyarakat. Tradisi ini adalah salah satu bukti kekayaan budaya Kalimantan Tengah yang perlu terus dilestarikan dan diapresiasi. Hal ini juga selaras dengan beberapa Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama SDG 3 (Kehidupan Sehat dan Sejahtera), SDG 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab), SDG 13 (Penanganan Perubahan Iklim), dan SDG 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan). 

Penulis: Riska Ayu Purnamasari

Editor: Tantriani

Tags: FAKULTAS PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UGM ILMU TANAH UGM PRODI ILMU TANAH SDG 12: KONSUMSI DAN PRODUKSI YANG BERTANGGUNG JAWAB SDG 13: PENANGANAN DAN PERUBAHAN IKLIM SDG 17: KEMITRAAN UNTUK MENCAPAI TUJUAN SDG 3: KEHIDUPAN SEHAT DAN SEJAHTERA UNIVERSITAS GADJAH MADA

Tinggalkan Komentar Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*

Universitas Gadjah Mada

Departemen Tanah

Fakultas Pertanian

Jalan Flora, Bulaksumur, Yogyakarta 55281

Phone/Fax +62-274-548814

Email: sekdep-tanah.faperta@ugm.ac.id

LINK PILIHAN

PENELITIAN UGM

PENGABDIAN UGM

DIKTI KEMDIKBUD

INFO JURNAL

AGRITECH ONLINE

SCIENCE DIRECT

SPRINGER LINK

PERPUSNAS

WILLEY ONLINE LIBRARY

SCOPUS

ELSEVIER

IKUTI KAMI

EMAIL

INSTAGRAM

PETA KAMPUS

© Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY