Mahasiswa Departemen Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada (UGM), baru-baru ini mengadakan ekskursi edukatif ke Museum Karst Indonesia yang terletak di Desa Gebangharjo, Pacitanmoro, Wonogiri, Jawa Tengah. Museum ini merupakan fasilitas pertama di Indonesia yang didedikasikan untuk mempelajari sistem lanskap karst, dan menjadi tempat yang sangat penting untuk memahami dinamika geologi dan ekologi yang terjadi di kawasan karst. Kunjungan ini bertujuan untuk memperluas wawasan mahasiswa mengenai sistem lanskap karst, karakteristik tanah di kawasan tersebut, serta tantangan dalam pengelolaan sumber daya lahan yang ada di wilayah karst.
Kegiatan ekskursi dimulai dengan penjelasan mendalam mengenai lanskap karst, yang merupakan bentuk permukaan bumi yang terbentuk dari proses pelarutan batuan karbonat, seperti batu kapur. Proses ini menghasilkan ciri khas seperti gua, dolina, dan tebing-tebing terjal yang sering ditemukan di kawasan karst. Mahasiswa diajak untuk lebih memahami bagaimana perbedaan geologi dan topografi ini mempengaruhi karakteristik tanah di kawasan karst.
Tanah yang terdapat di kawasan karst umumnya memiliki sifat fisik yang berbeda dibandingkan dengan tanah di daerah lain. Tanah-tanah ini seringkali memiliki pH yang lebih rendah, tingkat kesuburan yang bervariasi, dan rentan terhadap erosi akibat struktur tanah yang porous dan mudah terlarut. Selain itu, mahasiswa juga mempelajari pengaruh aktivitas manusia, seperti pertanian dan pembangunan, terhadap kualitas dan keberlanjutan ekosistem tanah karst.
Salah satu fokus utama dalam kunjungan ini adalah mengidentifikasi tantangan yang dihadapi dalam pengelolaan sumber daya lahan di kawasan karst. Lanskap karst seringkali sangat rentan terhadap kerusakan jika tidak dikelola dengan bijaksana. Penggunaan lahan yang tidak tepat, seperti konversi lahan untuk pertanian intensif atau pembangunan, dapat memperburuk kerusakan ekosistem karst, menyebabkan erosi tanah, dan menurunkan kualitas air yang berasal dari sistem akuifer bawah tanah.
Mahasiswa juga diajarkan tentang pentingnya keseimbangan antara pemanfaatan lahan dan pelestarian ekosistem karst. Di Museum Karst Indonesia, mereka mempelajari berbagai upaya pelestarian yang dapat dilakukan, seperti pengelolaan terintegrasi antara pertanian dan konservasi, serta peran penting peraturan pemerintah dalam melindungi kawasan karst sebagai salah satu warisan geologi yang bernilai tinggi.
Kunjungan ke Museum Karst Indonesia juga sejalan dengan tujuan SDG 4 tentang pendidikan yang berkualitas. Dengan terjun langsung ke lapangan, mahasiswa tidak hanya memperoleh pengetahuan teoretis yang telah mereka pelajari di kelas, tetapi juga mendapatkan wawasan praktis yang sangat berguna dalam karier mereka sebagai ilmuwan tanah dan pengelola sumber daya alam. Kegiatan ini memperkuat pemahaman mahasiswa tentang pentingnya pendidikan berbasis pengalaman langsung untuk menghasilkan tenaga ahli yang mampu mengelola sumber daya alam secara berkelanjutan.
Selain mengunjungi Museum Karst, mahasiswa juga diberi kesempatan untuk mengeksplorasi lebih jauh kawasan Geopark Karst yang berada di sekitar wilayah Wonogiri. Geopark ini terkenal dengan keberagaman formasi geologi karst yang tidak hanya memiliki nilai ilmiah tinggi tetapi juga berpotensi besar untuk pariwisata berbasis geologi. Mahasiswa diperkenalkan dengan potensi geowisata yang dapat dikembangkan secara berkelanjutan, tanpa merusak ekosistem yang ada.
Kunjungan ekskursi ke Museum Karst Indonesia ini merupakan pengalaman yang sangat berharga bagi mahasiswa Departemen Tanah UGM, memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai lanskap karst dan tantangan pengelolaan sumber daya lahan di kawasan tersebut. Dengan pengalaman langsung ini, mahasiswa tidak hanya belajar tentang ilmu tanah, tetapi juga tentang bagaimana cara memanfaatkan dan menjaga kelestarian ekosistem alam yang sangat berharga.
Penulis: Riska Ayu Purnamasari
Editor: Tantriani