8 Agustus 2024 – Binda Mustika Faradita dan Hermalita Putri Khairan, mahasiswi Ilmu Tanah Universitas Gadjah Mada, melaksanakan program pengabdian masyarakat pada kegiatan KKN-PPM UGM Periode 2 Tahun 2024 di Desa Tempel dan Desa Tedunan, Kecamatan Wedung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Mereka membawakan salah satu program kerja yang berjudul “Pengenalan dan Pengujian Kualitas Tanah dengan Perangkat Uji Tanah Kering (PUTK),” bertujuan untuk mendidik petani lokal tentang pentingnya kualitas tanah dalam meningkatkan produktivitas pertanian, khususnya dalam budidaya bawang merah.
Program kerja dirancang untuk mengatasi kebutuhan mendesak akan praktik pertanian yang berkelanjutan di daerah tersebut. Program ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya Tujuan SGD 15: Ekosistem Darat. Program ini menekankan pentingnya memahami lingkungan dan dampaknya terhadap produksi tanaman.
Selama program, Binda dan Lita memperkenalkan petani pada teknologi sederhana namun efektif dari Perangkat Uji Tanah Kering (PUTK). Alat ini memungkinkan petani untuk secara mandiri menilai parameter tanah yang kritis seperti pH, kadar karbon organik, fosfor, dan kalium. Dengan memberdayakan petani dengan pengetahuan ini, program ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam membuat keputusan yang tepat mengenai pengelolaan tanah.
Demonstrasi penggunaan PUTK menjadi komponen kunci dari program ini. Petani tidak hanya diajarkan cara menggunakan alat tersebut, tetapi juga dibimbing tentang cara menginterpretasikan hasilnya. Pendekatan praktis ini memastikan bahwa petani dapat menerapkan apa yang mereka pelajari di ladang mereka sendiri, yang mengarah pada peningkatan kesehatan tanah dan, akibatnya, hasil panen yang lebih baik. Selain demonstrasi praktis, program ini juga mencakup sesi edukasi yang menyoroti hubungan antara kualitas tanah dan produktivitas pertanian. Para mahasiswa menekankan bahwa tanah yang sehat adalah fondasi pertanian berkelanjutan, yang sangat penting untuk ketahanan pangan dan perlindungan lingkungan.
Respon dari para petani sangat positif. Banyak yang mengungkapkan rasa terima kasih atas pengetahuan yang dibagikan dan alat yang diberikan. Mereka menyadari pentingnya kualitas tanah dalam praktik pertanian mereka dan sangat ingin menerapkan teknik yang dipelajari selama program. Lebih jauh lagi, program ini sejalan dengan tujuan yang lebih luas dari pendidikan untuk keberlanjutan. Dengan membekali petani dengan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan, program ini mendorong budaya pembelajaran dan adaptasi yang berkelanjutan dalam praktik pertanian. Ini sangat penting untuk membangun ketahanan terhadap tantangan lingkungan dan memastikan keberlangsungan pertanian di daerah tersebut.
Saat program berakhir, Binda dan Lita menyadari dampak dari pekerjaan mereka. Mereka mencatat bahwa pendidikan adalah alat yang kuat untuk perubahan, terutama di komunitas pedesaan di mana praktik tradisional seringkali mendominasi. Dengan memperkenalkan solusi inovatif dan mendorong pemahaman yang lebih dalam tentang kesehatan tanah, mereka percaya telah berkontribusi pada masa depan yang lebih berkelanjutan bagi Desa Tempel.
Sebagai kesimpulan, “Soiler Mengabdi” mencerminkan peran penting pendidikan dalam mempromosikan pertanian berkelanjutan. Melalui upaya mereka, Binda dan Lita tidak hanya memberdayakan petani lokal tetapi juga mengambil langkah signifikan menuju pencapaian SDGs yang terkait dengan pertanian, pendidikan, dan perlindungan lingkungan
Penulis : Alvian Tegar
Editor : Permata Harty