Program Kunjungan Kewirausahaan yang diselenggarakan oleh Keluarga Mahasiswa Ilmu Tanah (KMIT) UGM berlangsung di Bakpia Juwara Satoe, Berbah, Sleman. Acara tahunan ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan kompetensi mahasiswa dalam bidang kewirausahaan, sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals atau SDGs), khususnya SDG 4 (Pendidikan Berkualitas), SDG 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi), dan SDG 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab).
Tahun ini, kegiatan dilaksanakan atas kolaborasi dengan Kementerian Ekonomi Kreatif BEM KM Fakultas Pertanian UGM, mengusung tema “Fokuskan Pikiran Anda, Perluas Pengetahuan Bisnis Anda dengan Bakpia Juwara Satoe: Jalur Cerdas Pengusaha Menuju Sukses.”
Kunjungan diikuti oleh 45 mahasiswa dari berbagai jurusan di Universitas Gadjah Mada. Agenda kegiatan mencakup upacara pembukaan, pemaparan materi, sesi tanya jawab, kelas memasak, kunjungan ke pabrik dan toko, kuis, serta penutupan.
Dalam upacara pembukaan, MC memimpin doa bersama yang diikuti oleh sambutan dari Ketua Pelaksana dan perwakilan Bakpia Juwara Satoe. Selanjutnya, peserta menerima paparan tentang sejarah bakpia, yang berasal dari Cina dan pertama kali diperkenalkan ke Yogyakarta pada 1940-an oleh Kwin Sun Kwok. Dalam perkembangannya, isian tradisional daging babi diadaptasi menjadi kacang hijau untuk memenuhi kebutuhan mayoritas masyarakat Yogyakarta yang beragama Islam.
Nama “bakpia” sendiri sering kali merujuk pada nomor rumah, seperti “bakpia pathok 25,” yang menunjukkan lokasi produksinya. Bakpia Juwara Satoe, yang didirikan oleh PT Pia Juwara Satoe, kini memiliki 26 outlet di Yogyakarta dan Jawa Tengah. Selain produksi bakpia, perusahaan ini juga membuka pintunya bagi wisatawan edukasi untuk memahami proses produksi secara langsung.
Sesi kelas memasak menjadi salah satu kegiatan favorit peserta. Mereka diajarkan cara membuat bakpia menggunakan adonan dan isian kacang hijau yang telah disiapkan. Peserta diberi kesempatan untuk membentuk tiga bulatan adonan yang kemudian dicetak sebelum dipanggang.
Setelah kelas memasak, peserta diajak mengunjungi area produksi untuk mengamati proses pembuatan bakpia secara profesional. Staf pabrik memberikan penjelasan mendetail tentang tahapan produksi, mulai dari pencampuran bahan hingga pengemasan.
Kunjungan dilanjutkan ke toko Bakpia Juwara Satoe, di mana peserta mencicipi berbagai varian bakpia. Produk utama yang ditawarkan adalah bakpia basah, yang bertahan hingga satu minggu, dan bakpia kering, yang dapat bertahan hingga satu bulan. Pilihan rasa meliputi cokelat, kacang hijau, keju, durian, hingga varian unik seperti bakpia sambal dan sayur. Selain bakpia, toko ini juga menjual berbagai kue kering sebagai pelengkap.
Acara diakhiri dengan kuis interaktif yang meningkatkan antusiasme peserta, dilanjutkan dengan penyerahan plakat kepada pihak Bakpia Juwara Satoe sebagai bentuk apresiasi, dan diakhiri dengan sesi foto bersama.
Kegiatan ini tidak hanya memberikan wawasan berharga tentang kewirausahaan, tetapi juga membangun kolaborasi antar mahasiswa dalam upaya meningkatkan produktivitas dan inovasi ekonomi.
Penulis: Adam Rosdewanto
Editor: Tantriani